Thursday, March 24, 2005

komitmen bagaimana?

pada suatu hari di sebuah kamar yg diselimuti dengan hawa kejahatan...
kayak cerita sandiwara radio aja. pada suatu ketika... lho koq, gini lagi.
pokoknya gini, pada suatu kesempatan dimana aku dan igong melewati
hari tanpa batasan dimensi (ya, ini apa lagi... kacau) ini petikan dialog:
"sejak putus ama yg terakhir. gw belom dapet lagi, gong. dah ampir 2
bulan neeh."
"ah, elo. jangan maen2 donk.. kalo pacaran."
"maen2 gimana? maksud lo, gong!"
"ya, elo. khan gitu, masih kayak anak sma aja. pacaran gak serius."
"gak serius, gimana?
"ya, niatnya donk. harus yg berniat untuk mendapat ridha Allah. biar
bisa membentuk perkawinan yg sesuai syariat."
"oh, jadi itu... yg namanya pacaran serius, gong. gw selama ini serius
koq. ingat gong, yg namanya pacaran serius bukan berarti harus
kawin dan yg namanya pacaran gak serius bukan berarti gak bisa
kawin. ini semua tergantung dari niat baik kita dalam memulai
sebuah hubungan."
"ya, enggak... harusnya kami mikir ke depan."
"ya, gw juga mikir ke depan atuh masa ke belakang. i'm not live in the
past. sebenernya masalahnya bukan terletak pada komitmen. coba kita
bayangkan. lihat deh! begitu banyak pasangan yg berkomit untuk
"pacaran serius" untuk membina rumah tangga. nyatanya di tengah
jalan hancur. jadi menurutku, alangkah lebih baiknya kalau kita jalani
dulu apa yang ada...
karena apa? kalau seseorang berkomitmen untuk suatu tujuan, biasanya
yg ada dalam pandangannya adalah hasil dari pencapaian tujuan itu
sendiri. sehingga segala apa yg dilakukannya adalah usaha untuk men
capai dan mendapatkan tujuan. apa kejadiannya? berdusta, berbohong,
berpura2 bersandiwara dan berbagai bentuk manipulasi lainnya agar
hubungannya dapat tetap dipertahankan. sungguh tidak sehat karena
pada akhirnya... semuanya akan terbongkar. apakah hal ini yg diinginkan
setiap pasangan? jadi yg penting adalah niatnya: KEBAIKAN. titik
meskipun kita tak pernah berkomitmen untuk mencapai tujuan tertentu,
kita akan mencapai tujuan secara bertahap. yang penting selalu ada ke-
majuan. bila hari ini kita cuma sekedar jalan. mungkin selanjutnya, kita
bisa saling peduli. selanjutnya, kita bisa saling menyayangi. selanjutnya,
kita bisa saling mengerti. selanjutnya, kita bisa saling menghargai dan
menghormati. selanjutnya, kita bisa saling mencintai. selanjutnya, kita
bisa saling berbagi. dan selanjutnya, kita bisa saling merasakan apa
yang dirasakan oleh pasangannya. bila saat ini, kita cuma "jalan"
karena janji. mungkin nanti kita "jalan" karena suatu kewajiban.
tujuan bukan segalanya... mungkin terdengar filosofis dan susah
diterima logika. namun demikianlah seharusnya. cuma manusia
yg diperbudak nafsu saja yg mengharapkan semuanya sesuai
dengan impiannya. pokoknya niatnya saja. titik. kebaikan.
yah, walaupun kita tak bisa lepas dari komitmen. karena komitmen
adalah salah satu faktor penunjang niat kita. kalo boleh dianalogikan.
komitmen adalah relnya, niat (akan kebaikan) adalah lokomotifnya.
dan tujuan adalah bahan bakarnya (bukan stasiunnya). sedang
stasiunnya adalah hukum Allah. & kita saling berbagi di dalam
gerbongnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home